Pelajaran yang lalu dari buku ini adalah akar dari semua permasalahan adalah masalah relasi interpersonal alias relasi dengan orang lain.
Sang filosofer meneruskan penjelasannya (penjelasannya memang muter-muter, tapi kita akan kembali ke point di atas meskipun tidak melalui jalan tol) mengenai hal ini dengan mengangkat isu ‘feeling of inferiority‘ alias perasaan rendah diri.
In Adler’s native German, the word (inferiority) is Minderwertigkeitsgefühl, which means a feeling (Gefühl) of having less (minder) worth (Wert). So, ‘feeling of inferiority is a term that has to do with one’s value judgement of oneself.
TCD, p. 54
Feeling of inferiority itu perasaan kamu sahaja!
Perasaan rendah diri alias perasaan minder sebenarnya adalah sebuah interpretasi subyektif yang dimiliki seseorang akan dirinya, dan bukanlah sebuah fakta objektif.
📝 Catatan: minder sebenarnya adalah kata yang sering digunakan secara kurang tepat. Minder itu artinya less atau lebih sedikit di dalam bahasa Belanda. Jadi harusnya kita tidak bilang saya minder, karena itu kalimat yang tidak lengkap. Saya sedikit, sedikit apa? Sedikit gemuk? Sedikit kurang beruntung? Hihihi, jadi harus ada kata sifat ya di belakang kata minder. Itu baru benar.)
Continue reading “The Courage to Be Disliked – 2nd Chapter: All Problems are Relationship Problems (2)”