Posted in Inspirational, My Thoughts

The Courage to Be Disliked – 2nd Chapter: All Problems are Relationship Problems (1)

Di sepanjang buku ini, si pemuda digambarkan sebagai seseorang yang tidak menyukai dirinya sendiri. Kenapa ada orang yang tidak menyukai dirinya sendiri? Apa baiknya (baca: keuntungan yang bisa diambil) untuk seseorang untuk membenci dirinya sendiri?

📝 Membenci atau paling tidak tidak menyukai diri sendiri bukanlah hal tidak umum terjadi. Pada satu level tertentu, hampir semua orang pernah ada di dalam titik tidak menyukai dirinya sendiri. Baik tidak menyukai sesuatu yang sifatnya fisik maupun hal yang bersifat mental/spiritual.

📝 Manusia diberikan Tuhan nilai kebenaran dan juga suara hati nurani untuk memberikan sinyal bila seorang manusia memiliki kesalahan. Masalahnya adalah, standard yang dipakai seorang manusia itu untuk menilai dirinya kurang atau tidak kurang itu juga sudah tidak sempurna. Itulah mengapa kita sering sekali sibuk memikirkan kekurangan diri sendiri (dan kekurangan orang lain), padahal mungkin ya sebenarnya kita ini baik-baik saja.

Continue reading “The Courage to Be Disliked – 2nd Chapter: All Problems are Relationship Problems (1)”
Posted in Inspirational, My Thoughts

The Courage to Be Disliked – 1st Chapter: Deny Trauma (3)

Apakah kita bahagia atau tidak, menurut Adler adalah hasil dari keputusan kita dan bukan diakibatkan masa lalu atau keadaan kita. Dalam kasus si pemuda ini, sang filosofer menyimpulkan bahwa dia memutuskan untuk tidak bahagia. Sang pemuda tidak bahagia karena dia memutuskan untuk tidak bahagia, bukan karena dia tidak lahir dengan bintang pembawa keberuntungan.

Wah, memang ada ya orang yang memutuskan hidup tidak bahagia?

Setiap kali, setiap manusia memiliki alasan dan pembenaran masing-masing yang menjelaskan mengapa mereka melakukan sebuah hal. Semua orang melakukan sesuatu karena hal itu ‘baik’ baginya. Baik di sini tidak diartikan secara moral, tetapi disadur dari bahasa Yunani ‘agathon’ yang artinya: memberikan keuntungan.

Bahkan seorang kriminal melakukan sebuah kejahatan karena mungkin bagi dia saat itu, hal itu ‘baik’ alias menguntungkan. Hal ini menjelaskan mengapa seseorang bisa memutuskan untuk menjadi orang yang tidak bahagia. Karena hal itu somehow menguntungkan untuk dirinya.

Dan sama seperti being happy adalah sebuah keputusan, hidup dan perubahan juga adalah sebuah keputusan. Artinya? Hidup bisa berubah, seseorang bisa berubah, kita bisa berubah!

Continue reading “The Courage to Be Disliked – 1st Chapter: Deny Trauma (3)”
Posted in Inspirational, My Thoughts

The Courage to Be Disliked – 1st Chapter: Deny Trauma (2)

No experience is in itself a cause of our succes of failure. We do not suffer from the shock of our experiences – the so-called trauma – but instead we make out of them whatever suits our purposes. we are not determined by our experiences, but the meaning we give them is self-determining.

Adler quoted in TCD, p.12

Tidak ada yang namanya ‘trauma’

Di dalam bagian ini, sang pengarang lewat si filosofer kembali mengkontraskan pemikiran Adler yang berkonsep teleology dengan Freud yang mengandalkan aetiology. Sekali lagi, sang filosofer mendebat Freud yang memiliki ide bahwa luka dan trauma yang dialami seseorang mengakibatkan ketidakbahagaian dalam kehidupan orang tersebut.

Hidup kita tidak ditentukan oleh pengalaman yang kita alami, tetapi oleh bagaimana kita mengartikan pengalaman tersebut.

Continue reading “The Courage to Be Disliked – 1st Chapter: Deny Trauma (2)”
Posted in Inspirational, My Thoughts

The Courage to Be Disliked – 1st Chapter: Deny Trauma (1)

Sebagai pengantar, melalui sang filosofer si penulis menjelaskan kepada pembacanya mengenai tiga tokoh besar di dalam dunia psikologi: Sigmund Freud, Carl Jung dan Alfred Adler. Jujurly saya hanya pernah mendengar nama Freud dan belum pernah membaca buku beliau pula. Jadi semua ini benar-benar dalam range wa-ndatau buat saya pribadi.

Adler dituliskan memiliki teori yang bertolak belakang dengan Freud. Adler hidup di masa yang sama dengan Freud dan bekerja sama di dalam Vienna Psychoanalytic Society, sebuah pertemuan yang dimulai secara informal di rumah Freud pada bulan November 1902. Freud mengundang beberapa ahli kesehatan untuk berdiskusi tentang hal-hal yang menarik dalam bidang psikologi dan neuropatologi.

Continue reading “The Courage to Be Disliked – 1st Chapter: Deny Trauma (1)”
Posted in Inspirational, Introductions, My Thoughts

The Courage to be Disliked (Introduction)

Judul: The Courage to Be Disliked.
Pengarang: Ichiro Kishimi, Fumitake Koga.
Jumlah halaman: 289.

Buku ini ceritanya saya dapatkan sebagai hadiah Tantangan Ngeblog di Mamah Gajah Ngeblog beberapa bulan yang lalu. Waduh, rasanya senang banget dapat buku fisik! Sudah dua kali sebelumnya menang tantangan ini, tetapi hadiahnya selalu dikirimkan ke rumah Mama di Indonesia.

Buku ini adalah karangan Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga. Dari namanya saja sudah ketahuan ya kalau penulisnya orang Jepang, dan bukan orang Indonesia hehe. Tadinya Teh May yang jadi sponsor hadiah menawarkan buku dengan judul lain dari pengarang yang sama: The Courage to Be Happy. Tapi setelah membaca sekian banyak review, tampaknya buku The Courage to Be Disliked ini mendapatkan lebih banyak respons positif dibanding The Courage to be Happy.

Continue reading “The Courage to be Disliked (Introduction)”