Posted in Biography, Inspirational, My Thoughts

Anne Frank, Haar Leven

Judul buku: Anne Frank, Haar Leven

Tebal buku: 103 halaman.

Kali ini saya membaca buku berbahasa Belanda dalam rangka melatih kemampuan bahasa. Buku ini sebenarnya agak terlalu mudah untuk level saya, tapi tetap saja saya bisa memperoleh banyak informasi tentang Anne Frank yang merupakan legenda dunia.

Masa kecil Anne

Anne lahir di Frankfurt, Jerman pada tanggal 12 Juni 1929. Dia adalah putri kedua di dalam keluarganya. Kakak Anne bernama Margot dan berusia 3 tahun lebih tua dari Anne.

Anne lahir di dalam keluarga yang stabil secara finansial (alias kaya). Ayahnya bekerja di bank yang merupakan perusahaan keluarga. Anne dan Margot melewati masa kecil yang indah dan menyenangkan, meskipun di saat yang sama sebenarnya sudah mulai ada kegelisahan di Jerman akibat pergerakan kelompok NAZI saat itu.

Pada tahun 1929 terjadi krisis ekonomi di Amerika yang efeknya menyebar sampai ke Eropa. Jerman pun mengalami imbas dari krisis tersebut, dan di saat itu lah Adolf Hitler mulai menyebarkan kebencian dengan mengatakan bahwa kaum Yahudilah yang bertanggung jawab atas terjadinya krisis ekonomi yang mereka alami.

Mulai saat itu muncullah banyak peraturan yang menyulitkan orang Yahudi. Mereka tidak boleh bekerja di pemerintahan, mereka tidak boleh menjadi guru, mereka harus masuk sekolah yang terpisah dan lain sebagainya.

Pindah ke Belanda

Orangtua Anne memutuskan untuk meninggalkan Jerman dan pindah ke Belanda. Mereka pindah ke Amsterdam di mana ayah Anne bekerja di perusahaan bernama Opekta. Opekta ini adalah perusahaan Jerman yang meluaskan bisnisnya ke Belanda pada tahun 1933, dan menunjuk ayah Anne untuk membangun kantor cabang di Belanda.

Perusahaan ini bergerak menyediakan zat pectine – salah satu bahan dasar yang dibutuhkan untuk membuat selai. Gedung kantor Opekta inilah yang kemudian menjadi tempat persembunyian keluarga Frank sewaktu Nazi masuk dan menguasai Belanda.

Anne dan Margot memulai kehidupan mereka di Belanda secara ‘normal’. Mereka berusaha keras untuk menyesuaikan diri dengan kehidupupan mereka yang baru, mereka belajar bahasa Belanda, dan meninggalkan hal-hal yang membuat mereka identik sebagai orang Jerman. Mereka bersekolah di sekolah Belanda dan berbaur dengan anak-anak yang lain.

Mereka tinggal di sebuah wilayah pemukiman yang baru berkembang, yang di dalamnya ada banyak keluarga Yahudi yang juga lari dari Jerman mencari kehidupan yang lebih aman.

Nazi masuk ke Belanda

Namun ketenangan mereka tidak berlangsung lama. Pada tanggal 10 Mei 1940, Nazi menyerang Belanda. Malam itu begitu mencekam, sampai-sampai ada banyak orang Yahudi yang bunuh diri. Mereka tak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi bila jatuh ke tangan Nazi.

Sejak saat itu kehidupan orang Yahudi di Belanda mulai dibatasi. Mereka harus memakai tanda bintang yang menandakan mereka adalah orang Yahudi. Mereka tidak boleh naik tram, mereka tidak boleh naik mobil, mereka hanya boleh berbelanja di toko Yahudi pada jam-jam yang dibatasi, mereka tidak boleh ke bioskop, dan lain sebagainya.

Peraturan ini bertambah banyak setiap harinya dan puncaknya adalah pengumuman bahwa semua orang Yahudi harus pergi ke Jerman. Orangtua Anne masih berusaha menyembunyikan hal ini dari anak-anak mereka. Mereka tidak mau Anne dan Margot menjadi ketakutan.

Awal menulis diary

Pada ulangtahunnya yang ketiga belas, Anne mendapatkan hadiah buku harian. Anne sangat senang sekali. Anne adalah seorang anak yang tidak terlalu pintar Matematika tetapi sangat suka mengungkapkan pikirannya di dalam kata-kata. Dia bercita-cita ingin menjadi penulis, atau wartawan.

Anne menamai buku hariannya: Kitty. Sejak saat itu, Kitty menjadi sahabat terbaiknya, tempat Anne mencurahkan segala isi hatinya. Di sana dia mulai menceritakan tentang keluarga, tentang teman-teman sekelasnya, tentang liburannya dan lain sebagainya.

Pindah ke tempat persembunyian

Beberapa bulan setelah ulangtahun Anne, Margot, kakak Anne mendapatkan surat panggilan untuk bekerja di Jerman. Kalau Margot tidak melaporkan dirinya, seluruh keluarga Anne akan ditangkap.

Ayah Anne yang memang sudah merencanakan untuk menyembunyikan keluarganya segera bertindak. Rencana untuk lari terpaksa dipercepat, hari-hari itu juga mereka diam-diam meninggalkan rumah mereka ke tempat persembunyian yang sedang dipersiapkan: bagian belakang kantor perusahaan Opekta.

Di gedung kantor ini, sudah ada ruangan-ruangan di bagian belakangnya yang sudah dikosongkan untuk menjadi tempat persembunyian bagi keluarga Anne. Ruangan-ruangan ini kemudian disebut mereka sebagai Het Achterhuis: (terjemahan: rumah belakang).

Het Achterhuis

Achterhuis ini sebenarnya adalah bagian dari belakang dari kantor Opekta yang dipisahkan oleh sebuah ruangan kecil. Di ruangan ini ada sebuah lemari buku yang bisa diputar, di belakang lemari buku ini adalah pintu menuju Achterhuis.

Kantor Opekta ini terletak di daerah yang padat di Amsterdam. Di sana bangunannya berdiri berdempetan, dengan lebar yang tidak terlalu besar tetapi panjang ke belakang. Otto Frank (ayah Anne) membuat seakan-akan kantor Opekta sudah berakhir ruangannya di ruang kecil itu, padahal sebenarnya masih ada ruang-ruang lain di belakangnya.

Achterhuis – bagian belakang kantor Opekta yang dihubungkan dengan ruangan kecil yang seakan-akan adalah akhir dari bangunan kantor.
Bangunan Opekta, tidak ada yang menduga kalau sebenarnya ada bagian tersembunyi di belakang kantor ini.

Di Achterhuis inilah Anne menghabiskan lebih dari 2 tahun terakhir di dari hidupnya. Di sana dia tinggal bersama ayah dan ibunya, kakaknya Margot, sebuah keluarga lain (keluarga Van Pels) yang terdiri dari ayah, ibu, dan seorang anak laki-laki seumur Margot, dan seorang laki-laki bernama Pfeffer.

Anne menuliskan semua pengalaman dan perasaannya di dalam buku hariannya, Kitty. Tanggal 4 Agustus 1944, Anne dan keluarganya akhirnya ditangkap oleh tentara Nazi, Mieg Gies dan Bep Voskuijl, dua dari lima orang yang membantu keluarga Anne selama mereka sedang bersembunyi – menyelamatkan buku harian Anne di antara barang-barang yang ditinggalkan secara buru-buru oleh Anne dan keluarganya.

Akhir hidup Anne Frank

Anne dan keluarganya dibawa ke Auschwitz, kamp konsentrasi terbesar di Polandia. Dari sana mereka dipindahkan ke kamp Bergen-Belsen, Jerman. Di sana Anne dan Margot, beserta ibunya meninggal dunia karena kondisi kamp yang begitu mengenaskan. Tidak ada makanan, musim dingin yang sangat menusuk, penyakit menular, dan lain sebagainya.

Anne dan Margot terkena ‘vlektyfus’, penyakit demam dan gatal-gatal di kulit yang disebarkan oleh kutu. Mereka terbaring di barak di dalam ruangan yang gelap dan dingin, tanpa baju yang hangat, dan tanpa makanan. Margot meninggal dunia dan Anne menyusul setelahnya. Mereka meninggal di bulan Maret 1495.

Pada tanggal 15 April, pasukan Inggris datang dan menyelamatkan orang-orang yang masih tersisa di kamp Bergen-Belsen. Ada enam juta orang Yahudi yang meninggal dunia oleh Nazi dan hanya 250 sampai 300 ribu orang Yahudi selamat dari tragedi Holocaust ini.

Anne Frank, pejuang literasi

Anne Frank lewat Kitty, buku hariannya membuktikan bahwa tulisan bisa menjadi sebuah senjata di dalam perjuangan melawan ketidakadilan dan kesemena-menaan. Buku hariannya tentang kehidupan mereka di Actherhuis menjadi sebuah reminder yang abadi, bahwa tidak ada satupun manusia yang sebenarnya berhak untuk membasmi manusia lainnya.

Anne bercita-cita untuk menulis buku yang terkenal berjudul “Het Achterhuis”, yang menceritakan kehidupannya selama di dalam persembunyiannya. Cita-citanya tercapai, buku hariannya diterbitkan menjadi buku yang sangat terkenal di seluruh dunia. Sayang sekali Anne Frank tidak bertahan hidup untuk menikmati hasil karyanya.

Semoga semua manusia tidak pernah lupa, kita tidak punya hak untuk merendahkan, menindas, dan mengambil hidup orang/bangsa lain. Kita semua ciptaan Tuhan, diciptakan dengan kemuliaan yang sama.

#maksakeunmaca

2 thoughts on “Anne Frank, Haar Leven

  1. Pernah baca cuplikan isi diary Anne Frank. Meskipun terjemahan. Isi tulisannya menarik untuk anak seusia dia.

    1. Hallo mbak Dyah,
      iya… aku sendiri belum pernah baca diarynya secara lengkap. Menarik sih. Aku sekarang lagi coba baca bukunya Kartini dalam bahasa aslinya (Belanda). Memang mengagumkan orang-orang kayak R. A. Kartini dan Anne Frank yang masih muda tapi sudah sangat maju pola pikirnya. Dan yang hebatnya ada catatan tertulisnya. Pentingnya menulis tuh!

      Makasih ya mbak dah mampir ke sini. Akhirnya setoran juga deh aku hihihi.

Leave a Reply to Irene Cynthia Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *