Hallo Tukang Baca, ketemu lagi di pembahasan buku The Courage to Be Disliked Bab ke-4 ini. Bab ini membahas apa peran kita sebagai bagian dari komunitas, itulah mengapa meskipun psikologi Adler mengajarkan kita untuk memisahkan yang mana tugas kita dan yang mana tugas orang lain, kita tidak akan berakhir menjadi orang-orang yang berpusat pada diri sendiri. Karena pemisahan tugas itu hanyalah sebuah titik mula untuk dapat melakukan tujuan sebenarnya yaitu: community feeling.
Di pembahasan kemarin, sang filosofer menjabarkan di dalam psikologi Adler, ada sikap yang sering diungkapkan dalam kutipan dari mantan Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy: “Jangan tanya apa yang bisa komunitas berikan kepadamu, tapi apa yang bisa kamu berikan kepada komunitas.” Kira-kira begitu.
Tapi sebelum kita melanjutkan, kita perlu memahami konsep Adler mengenai komunitas. Adler menyatakan bahwa sebenarnya, kita adalah bagian dari komunitas yang luas yang mencakup seluruh semesta, baik di masa kini, masa lalu dan masa depan. Artinya, apapun yang kita lakukan sebenarnya akan memberikan pengaruh kepada dunia di luar diri kita.
Mendengarkan suara komunitas yang lebih besar
Buat orang-orang yang malas bergaul seperti saya, pasti rasanya aneh kalau dikatakan bahwa setiap orang memiliki komunitas yang luas dan bahkan disebut infinite alias tidak berbatas. Di sini sang filosofer memberikan sebuah contoh: Ada seorang bapak yang sudah mencapai usia pensiun dan harus berhenti bekerja. Seperti sering terjadi, si bapak ini pun tidak lama kemudian menjadi kurang semangat, kurang sehat dan bahkan menjadi depresi.
Komunitas bapak ini adalah kantor dan perusahannya, dan ketika dia secara tiba-tiba dan radikal harus keluar dari komunitas itu, terputus hubungan dan berhenti melakukan semua fungsi yang tadinya rutin dia kerjakan – semua hal ini membuat dunianya runtuh. Tiba-tiba dari seseorang yang memiliki ‘jabatan’, dalam semalam dia berubah menjadi seorang ‘normal´.
Andaikata bapak itu bisa melihat konsep yang sesungguhnya: bahwa dia adalah bagian dari komunitas yang lebih besar daripada perusahannya, bahkan dia adalah bagian dari komunitas dunia, mungkin dia tidak akan merasa bahwa hidupnya berhenti secara tiba-tiba.
Kesadaran seperti inilah yang harus dimiliki oleh semua orang.
I wold like you to gain the awareness that you belong to a separate, larger community that is beyond the one you see in your immediate vicinity – for example, the country or local society in which you live – and that you are contributing in some way within that community.
TCD, p. 172
Misalnya, bahkan ketika kita sudah mengurung diri di rumah dan memutuskan untuk tidak bergaul dengan siapapun, ketika kita keluar rumah dan membeli roti seharga 1 Euro – uang 1 Euro itu akan berputar ke tangan pemilik supermarket, pabrik roti, produsen tepung sampai pada petani gandum. Jadi apapun yang kita lakukan, kita selalu memberikan dampak kepada dunia secara keseluruhan.
Kalau kita sadar dengan konsep ini, kita tidak akan mudah merasa frustrasi. Ketika kita misalnya menemui kesulitan di komunitas dengan lingkup terbatas seperti sekolah, misalnya kita di-bully – itu bukan akhir dari dunia. Karena komunitas sekolah itu bukan satu-satunya komunitas di mana kita menjadi bagian daripadanya. Ada komunitas lain di luar sana.
Ketika kita menemui kesulitan di komunitas kecil kita dan tidak bisa menemukan jalan keluar, yang harus kita lakukan adalah ‘mendengar kepada suara komunitas yang lebih besar’. Misalnya di dalam komunitas kecil kita memiliki prinsip yang berbeda dengan orang lain, yang perlu kita lakukan ada melihat apakah pendapat komunitas lebih yang lebih besar tentang masalah itu. Kalau misalnya memang menurut nilai dan norma komunitas yang lebih besar pendapat kita memang benar, jangan takut untuk meninggalkan komunitas yang lebih kecil karena masih ada komunitas lain di luar sana.
Hari ini sampai sini dulu ya, besok kita masuk kepada bagaimana cara menjalin hubungan di dalam komunitas, dan bagaimana menjembatani prinsip tentang membatasi tugas dengan menjadi bagian dari sebuah komunitas. See you tomorrow!
#maksakeunmaca
#onebookonemonth
#day14